Beberapa perempuan percaya bahwa kehamilan dapat membuatnya semakin bodoh karena menurunnya IQ (Intelligence Quotient) atau tingkat kecerdasan. Benarkah demikian?
Sebagian perempuan yang sedang hamil pernah mendengar kabar bahwa kehamilan dapat membuat penurunan IQ sebesar 15 poin. Namun jangan khawatir, hal tersebut hanyalah mitos dan belum ada bukti ilmiah maupun penelitian yang dapat menjelaskannya.
Kehamilan memang membuat perubahan besar pada tubuh dan emosi perempuan, seperti meningkatkan stres, cepat lelah, sering mual muntah (morning sickness), perubahan suasana hati dan kenaikan berat badan. Tapi belum ada data ilmiah yang menghubungan antara level IQ dan kehamilan.
Studi yang dilakukan peneliti dari University of Bradford dan the University of Leeds tahun 2010 juga tidak menemukan penurunan IQ pada ibu hamil.
Tapi penelitian itu menemukan perempuan hamil jadi gampang lupa. Sifat pelupa ini terjadi karena ada perubahan hormon selama hamil yang berkaitan dengan wilayah tertentu di otak yang disebut dengan hippocampus.
Selain karena hormon yang mempengaruhi otak, sifat pelupa ibu hamil juga dipengaruhi suasana hati dan meningkatnya kadar kegelisahan atau kekhawatiran yang mempengaruhi fungsi memori dari ibu hamil tersebut.
Jadi peneliti menegaskan tidak benar, ibu hamil akan mengalami penurunan IQ. Justru dalam sebuah penelitian yang telah dipublikasikan dalam Journal of Pediatrics tahun 2009, seperti dilansir Reuters, Minggu (6/2/2011), menunjukkan morning sickness pada ibu hamil dapat meningkatkan IQ janin yang dikandungnya.
Penelitian tersebut menyebutkan bahwa perempuan yang mengalami morning sickness cenderung memiliki anak yang lebih pintar ketimbang perempuan yang tidak mengalaminya di awal-awal kehamilan.
Hal ini terbukti dari penelitian yang menguji 121 anak-anak Kanada berusia antara 3 dan 7 tahun. Dari hasil tes IQ tertentu, memori dan kemampuan bahasa, anak-anak yang lahir dari ibu yang mengalami morning sickness saat hamil ternyata memiliki skor paling tinggi.
"Hasil temuan menunjukkan bahwa mual dan muntah selama kehamilan tidak berbahaya dan bahkan dapat meningkatkan efek baik jangka panjang pada anak-anak," jelas pemimpin peneliti, Dr Irena Nulman dari Hospital for Sick Children di Toronto.
Dr Nulman mengatakan, mengurangi gejala klinis morning sickness dapat meningkatkan kualitas hidup perempuan selama kehamilan, tetapi hal tersebut sama sekali tidak menyebabkan efek samping, baik pada ibu maupun bayi yang dikandungnya.
Mual dan muntah selama kehamilan sangat umum, terutama pada trimester pertama. Hal ini berhubungan dengan perubahan hormon tertentu yang diperlukan untuk pengembangan plasenta, salah satu teori menyebutkan bahwa morning sickness adalah tanda kehamilan yang sehat.
No comments:
Post a Comment