Pengaruh globalisasi disatu sisi ternyata menimbulkan pengaruh yang negatif bagi kebudayaan bangsa Indonesia. Norma-norma yang terkandung dalam kebudayaan bangsa Indonesia perlahan-lahan mulai pudar, seiring gencarnya serbuan teknologi disertai nilai-nilai interinsik dari kebudayaan luar (Barat) yang diberlakukan di dalamnya, telah menimbulkan isu mengenai globalisasi dan pada akhirnya menimbulkan nilai baru tentang kesatuan dunia.
Radhakrishnan dalam bukunya Eastern Religion and Western Though (1924) menyatakan “untuk pertama kalinya dalam sejarah umat manusia, kesadaran akan kesatuan dunia telah menghentakkan kita, entah suka atau tidak, Timur dan Barat telah menyatu dan tidak pernah lagi terpisah?
Artinya adalah bahwa antara barat dan timur tidak ada lagi perbedaan. Atau dengan kata lain kebudayaan kita dilebur dengan kebudayaan asing. Apabila timur dan barat bersatu, masihkah ada ciri khas kebudayaan kita? Ataukah kita larut dalam budaya bangsa lain tanpa meninggalkan sedikitpun sistem nilai kita?
ISI
Dengan melihat situasi serta keadaan tersebut kelestarian kesenian tradisional di Indonesia sedikit demi sedikit akan terkikis keberadaannya dan hilang dikarenakan oleh pengaruh budaya luar (Barat) yang telah masuk dan mengakar kedalam diri masyarakat kita bahwa budaya luar (Barat) lebih baik atau lebih cocok terhadap sifat serta perilaku didalam masyarakat kita namun semua itu salah karena justru sebaliknya mereka menganggap budaya Indonesia sangat bagus dan menjadi sorotan dimata sunia namun mengapa sekarang justru masyarakat lebih mencontoh budaya (Barat) daripada budaya sendiri yang saat ini semakin hilang pekembangannya, dimanakah peran pemerintah dikala kebudayaan lokal semakin rentan tergeser oleh budaya asing.
Selama ini pembinaandan pengembangan kesenian tradisional yang dilakukan lembaga pemerintah masih sebatas pada unsur formalitas belaka, tanpa menyentuh esensi kehidupan kesenian yang bersangkutan. Akibatnya, kesenian tradisional tersebut bukannyaberkembang dan lestari, namun justru semakin dijauhi masyarakat.Dengan demikian, tantangan yang dihadapi oleh kesenian rakyat cukup berat. Karena pada era teknologi dan komunikasi yang sangat canggih dan modernini masyarakat dihadapkan kepada banyaknya alternatif sebagai pilihan, baikdalam menentukan kualitas maupun selera. Hal ini sangat memungkinkan keberadaan dan eksistensi kesenian rakyat dapat dipandang dengan sebelah mata oleh masyarakat, jika dibandingkan dengan kesenian modern yang merupakanimbas dari budaya pop. Untuk menghadapi hal-hal tersebut di atas ada beberapa alternatif untuk mengatasinya, yaitu meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM )bagi para seniman rakyat. Selain itu, mengembalikan peran aparat pemerintah sebagai pengayom dan pelindung, dan bukan sebaliknya justru menghancurkannya demi kekuasaan dan pembangunan yang berorientasi pada dana-dana proyek ataudana-dana untuk pembangunan dalam bidang ekonomi saja.
Dalam hal ini Masyarakat perlu menyeleksi kemunculan globalisasi kebudayaan baru,sehingga budaya yang masuk tidak merugikan dan berdampak negativ. Masyarakat harus berati-hati dalam meniru atau menerima kebudayaan baru,sehingga pengaruh globalisasi di negara kita tidak terlalu berpengaruh pada kebudayaan yang merupakan jati diri bangsa kita, sebab kebudayaan kita adalah cerminan dari kehidupan seluruh masyarakat bangsa ini.
No comments:
Post a Comment