Sunday, 29 April 2012

Motivasi Wirausaha Mandiri Dikalangan Mahasiswa

LATAR BELAKANG
Saat ini semakin Banyaknya para sarjana muda yang belum mendapat pekerjaan (pengangguran) setelah mereka selesai menempuh pendidikan, tingkat pengangguran semakin meningkat setiap harinya dan menjadi salah satu masalah sosial yang membutuhkan penyelesaian. Sedikitnya lapangan pekerjaan yang ada saat ini, menjadi alasan utama bertambahnya angka pengangguran di negara ini. Ditambah lagi beberapa pabrik atau industri yang banyak merumahkan karyawannya karena mengalami kebangkrutan.


Kondisi ini dapat dikurangi jika kita berusaha menciptakan lapangan pekerjaan. Untuk itu semua masyarakat khususnya kalangan mahasiswa yang memiliki kreatifitas dan bekal ilmu yang telah diperolehnya di dunia perkuliahan, sebaiknya memiliki mental untuk berwirausaha dibanding menggantungkan diri dengan berburu pekerjaan bersama jutaan pengangguran yang juga mencari kerja karena dengan kita membuka usaha mandiri yang dikembangkan dari kecil maka lambat laun akan terlihat hasilnya walaupun itu tidak diperoleh secara instan dan membutuhkan kerja keras dan motivasi serta niat dalam diri masing-masing karena itulah mulai saat ini kembangkan bakat atau bangunlah sebuah usaha kecil yang menjadi modal dimasa depan.

ISI
Seperti yang diterapkan oleh Universitas Nasional (Unas). Sejak di tingkat pertama kuliah, Unas telah melatih mahasiswanya untuk menjadi seorang wirausaha muda. Hal ini dilakukan untuk mendukung kurikulum dan memfasilitasi produk kewirausahaan yang sudah dibuat oleh mahasiswa. Kuliah Umum dan bazaar wirausaha pun digelar. Membekali mahasiswa dengan pengetahuan kewirausahaan diharapkan dapat menjadi modal agar kelak para mahasiswa ini bisa membuka lowongan pekerjaan bagi masyarakat Indonesia dan membantu perekonomian bangsa. Beberapa waktu lalu, kegiatan kuliah umum dan bazaar bertema “”Wirausaha Muda Penggerak Perekonomian Bangsa” digelar Unas dan mendapatkan antusiasme dari para mahasiswa. Kegiatan ini berisi sharing berbagai kiat menjadi pengusaha. Unit Pelaksana Teknis (UPT) Wirausaha Mandiri Universitas Nasional mengundang Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Bidang Industri dan Kreatif, Erik Hidayat yang juga merupakan putra dari Menteri Perindustrian Republik Indonesia, MS Hidayat.

“Acara ini merupakan ajang pertama yang kita gelar dalam masa empat tahun kuliah kewirausahaan yang ada di Universitas Nasional. Tidak hanya itu, bazaar wirausaha mandiri ini juga merupakan satu-satunya dan pertama kalinya diadakan di kampus – kampus yang ada di Indonesia, dimana pada kegiatan bazaar ini mahasiswa mengelola sendiri baik dari perencanaan, teknis, produk, dan biaya,” ujar penggagas acara Wirausaha Muda Mandiri Universitas Nasional, Meswantri, ST. Ia menjelaskan, dengan membekali ilmu kewirausahaan dan melatih mahasiswa sejak tingkat awal kuliah, diharapkan pola pikir mahasiswa dapat diubah. Sehingga, ketika lulus kuliah tidak lagi menjadi pencari pekerjaan, melainkan menciptakan lapangan pekerjaan. Mahasiswa tidak hanya mendapatkan nilai untuk mata kuliah kewirausahaan, tetapi juga memiliki kesempatan untu menjalin kerjasama dengan relasi-relasi pengusaha muda lainnya. Selain itu, melalui bazaar tersebut juga mahasiswa dapat menilai apakah produk yang mereka hasilkan cukup inovatif.

Kegiatan kewirausahaan ini sejalan dengan program akademik Universitas Nasional dan Akademi-Akademi Nasional yang tidak hanya menekankan pada hard skill semata. Akan tetapi, juga memberikan peluang pada upaya eksploitasi soft skill para mahasiswa, yakni menggali serta menetaskan potensi bakat ketrampilan yang terpendam dalam diri mereka. Alasan ini pulayang menjadikan materi ini masuk dalam setiap Program Studi Mata Kuliah Kewirausahaan, yang diterima mahasiswa sejak semester pertama. Dari sistem pendidikan semacam ini diharapkan akan lahir dan tumbuh generasi yang utuh, yang tidak hanya menguasai ketrampilan ilmu pengetahuan saja, melainkan juga menguasai ketrampilan berusaha, entrepreneurship sesuai dengan potensi dan kelebihan bakat yang ada didalam diri mereka.

KESIMPULAN
Dengan mengembangkan bakat yang dimiliki kita dapat menciptakan sebuah wirausaha mandiri yang nanti akan menjadi suatu kesuksesan, untuk itu bagi para mahasiswa muda jangan ragu dalam Berwirausaha karena dengan itu dapat membuat dan memahami bagaimana proses berjalan namun juga diperlukan kerja keras serta motivasi diri sendiri untuk mencapai kesuksesan dan menciptakan lapangan pekerjaan yang bermutu.

Saturday, 28 April 2012

Menurunnya Rasa Berkesenian di Kalangan Remaja

LATAR BELAKANG
Pengaruh globalisasi disatu sisi ternyata menimbulkan pengaruh yang negatif bagi kebudayaan bangsa Indonesia. Norma-norma yang terkandung dalam kebudayaan bangsa Indonesia perlahan-lahan mulai pudar, seiring gencarnya serbuan teknologi disertai nilai-nilai interinsik dari kebudayaan luar (Barat) yang diberlakukan di dalamnya, telah menimbulkan isu mengenai globalisasi dan pada akhirnya menimbulkan nilai baru tentang kesatuan dunia.

Radhakrishnan dalam bukunya Eastern Religion and Western Though (1924) menyatakan “untuk pertama kalinya dalam sejarah umat manusia, kesadaran akan kesatuan dunia telah menghentakkan kita, entah suka atau tidak, Timur dan Barat telah menyatu dan tidak pernah lagi terpisah?
Artinya adalah bahwa antara barat dan timur tidak ada lagi perbedaan. Atau dengan kata lain kebudayaan kita dilebur dengan kebudayaan asing. Apabila timur dan barat bersatu, masihkah ada ciri khas kebudayaan kita? Ataukah kita larut dalam budaya bangsa lain tanpa meninggalkan sedikitpun sistem nilai kita?

ISI
Dengan melihat situasi serta keadaan tersebut kelestarian kesenian tradisional di Indonesia sedikit demi sedikit akan terkikis keberadaannya dan hilang dikarenakan oleh pengaruh budaya luar (Barat) yang telah masuk dan mengakar kedalam diri masyarakat kita bahwa budaya luar (Barat) lebih baik atau lebih cocok terhadap sifat serta perilaku didalam masyarakat kita namun semua itu salah karena justru sebaliknya mereka menganggap budaya Indonesia sangat bagus dan menjadi sorotan dimata sunia namun mengapa sekarang justru masyarakat lebih mencontoh budaya (Barat) daripada budaya sendiri yang saat ini semakin hilang pekembangannya, dimanakah peran pemerintah dikala kebudayaan lokal semakin rentan tergeser oleh budaya asing.


Selama ini pembinaandan pengembangan kesenian tradisional yang dilakukan lembaga pemerintah masih sebatas pada unsur formalitas belaka, tanpa menyentuh esensi kehidupan kesenian yang bersangkutan. Akibatnya, kesenian tradisional tersebut bukannyaberkembang dan lestari, namun justru semakin dijauhi masyarakat.Dengan demikian, tantangan yang dihadapi oleh kesenian rakyat cukup berat. Karena pada era teknologi dan komunikasi yang sangat canggih dan modernini masyarakat dihadapkan kepada banyaknya alternatif sebagai pilihan, baikdalam menentukan kualitas maupun selera. Hal ini sangat memungkinkan keberadaan dan eksistensi kesenian rakyat dapat dipandang dengan sebelah mata oleh masyarakat, jika dibandingkan dengan kesenian modern yang merupakanimbas dari budaya pop. Untuk menghadapi hal-hal tersebut di atas ada beberapa alternatif untuk mengatasinya, yaitu meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM )bagi para seniman rakyat. Selain itu, mengembalikan peran aparat pemerintah sebagai pengayom dan pelindung, dan bukan sebaliknya justru menghancurkannya demi kekuasaan dan pembangunan yang berorientasi pada dana-dana proyek ataudana-dana untuk pembangunan dalam bidang ekonomi saja.

KESIMPULAN
Dalam hal ini Masyarakat perlu menyeleksi kemunculan globalisasi kebudayaan baru,sehingga budaya yang masuk tidak merugikan dan berdampak negativ. Masyarakat harus berati-hati dalam meniru atau menerima kebudayaan baru,sehingga pengaruh globalisasi di negara kita tidak terlalu berpengaruh pada kebudayaan yang merupakan jati diri bangsa kita, sebab kebudayaan kita adalah cerminan dari kehidupan seluruh masyarakat bangsa ini.

New iPad Hadir di 9 Negara, Indonesia ?


Apple terus melanjutkan perjalanan distribusi new iPad ke sejumlah negara. Kini, tablet generasi ketiga tersebut hadir di 9 negara lainnya, untuk menggenapi 57 negara di seluruh dunia.

Adapun sembilan negara yang disambangi new iPad mulai Jumat (27/4/2012) adalah Kolombia, Estonia, India, Israel, Latvia, Lithuania, Montenegro, Afrika Selatan dan Thailand.

Sekali lagi, ada dua negara besar di Asia yang dilewatkan oleh tablet Apple ini, yakni China dan Indonesia. Demikian yang dikutip dari The Next Web.

Sampai saat ini belum ada informasi lebih lanjut mengenai kapan kehadiran New iPad di China, yang merupakan basis produksi terbesar produk Apple. Pun demikian dengan Indonesia, yang dalam beberapa waktu belakangan menunjukkan penjualan produk Apple yang lumayan signifikan.

Padahal Indonesia juga mencatat penetrasi intenet mobile yang signfikan, dengan populasi 240 juta jiwa. Terlambatnya new iPad di Tanah Air membuat BlackBerry dan device lainnya bisa mencatatkan penjualan dengan baik.

Sebelumnya, pada 20 April lalu Korea Selatan dan Malaysia adalah dua negara pertama yang disambangi new iPad gelombang kedua. Selain itu ada juga nama Brunei, Kroasia, Siprus, Republik Dominika, El Salvador, Guatemala, Panama, St Maarten, Uruguay dan Venezuela.